Jalan
Raya Pos, atau yang lebih dikenal dengan nama Jalan Daendels, merupakan
peristiwa sejarah pembangunan jalan yang membentang 1000 kilometer sepanjang
utara pulau Jawa. Lebih tepatnya dari Anyer sampai Panarukan. Pembangunan dan
pelebaran Jalan Daendels selesai dan digunakan pada 1809 ,di bawah perintah
Maarschalk en Gouverneur Generaal, Mr. Herman Willem Daendels. Jalan yang
dibangun menelan ribuan korban jiwa dan bersimpah darah di setiap jalanan yang
dilalui. Dalam tragedi ini bangsa kita dibuat tak berdaya dalam menentang
kolonialisme dan imperialisme. Kerja paksa ini merupakan tragedi genosida dalam
masa pemerintahan Hindia-Belanda.
Saat
pelaksanaan pembangunan, adapun trgadi-tragedi yang sangat mengenaskan dari
setiap daerah yang dilalui Jalan Daendels. Cerita tiap daerah pun berbeda
pemerlakuannya saat dibangunannya Jalan Daendels. Dalam pembangunan jalan,
Daendels memberikan penjatahan pada para bupati yang kabupatennya dilalui jalan
ini. Apabila pembangunan tidak terlaksana sesuai jatah yang ditentukan, mereka
akan digantung sampai mati di pohon-pohon sekitar jalan.
Dalam
sejarahnya Daendels diangkat menjadi Gubernur Jenderal Hindia oleh Louis Napoleon
pada 1808 untuk menyelamatkan Jawa, satu-satunya pulau besar yang belum dikuasi
Inggris. Inggris menggusur hegemoni laut Belanda dengan cara penertiban
administrasi dan kerjasama dengan golongan menengah sehingga dapat
mengembangkan produksi dalam negerinya menjadi komoditi ekspor ke negeri-negeri
jajahan. Pada 1806 dan 1807 Inggris melakukan penghancuran terhadap kekuatan
laut Belanda di Batavia dan Gresik. Dalam pengangkatan Mr. Herman Willem
Daendels jadi Gubernur Jenderal Hindia merangkap Panglima Angkatan Darat dan
Laut, Ia diharapkan memerangi korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, membenahi
perdagangan, dan pertanian.
Dengan
pengangkatannya ini Daendels juga mempunyai maksud untuk mempertahankan
koloninya dan melawan musuh yang mengancamnya. Adapun tugas yang diembannya,
yang terpenting adalah pertahanan militer terhadap Inggris. Intinya
mempertahankan Batavia sebagai ibukota kerajaan dunia Belanda di Asia. Perintah
Daendels dalam perbaikan dan pelebaran jalan pertama dilakukan di
Anyer-Batavia. Dalam perbaikannya hal ini mudah dilakukan karena medannya
datar, dan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan. Namun berbeda
lagi pada saat mengerjakan Buitenzorg-Karangsembung. Dalam pengerjaannya sangat
sulit dilakukan, karena harus menembus gunung-gunung tinggi dan dikerahkannya
1100 tenaga kerjapaksa. Waktu saat pembikinan jalan Megamendung, diberitakan
500 tenaga kerjapaksa Pribumi tewas. Besarnya jumlah Pribumi yang tewas,
sebenarnya sama saja dengan genosida, pembunuhan besar-besaran. Namun hal ini
tidak membuat Daendels berhenti di tengah jalan.
Dimulai dari Anyer
Pada
Januari 1808 Daendels mendarat di Anyer. Pada waktu itu Anyer adalah pelabuhan kuno
bagian tersempit Selat Sunda. Anyer secara tradisional adalah bagian dari
Kesultanan Banten. Setelah terjadinya perbaikan jalan di Anyer selesai, Kompeni
menerbitkan suratkabar sebagai propaganda kebijaksanaan. Dengan surat kabar
ini, sejarah pers Indonesia bermula.
Cilegon
Sekitar
19 kilometer ke barat, Jalan Raya Pos sampai ke Cilegon. Daendels juga
membangun benteng di sini untuk mengawasi perairan Selat Sunda. Tetapi
pembangunan benteng ini gagal total, karena para pekerjanya disapu habis oleh
malaria.
Banten
10
kilometer ke barat Cilegon, Jalan Raya Pos sampai ke Banten. Persaingan antara
Banten dan Batavia sebagai Bandar dagang tak pernah menyusut. Banten sendiri
menjadi bawahan Kompeni, dengan ancaman pemenuhan upeti komoditi kepadanya dan
wilayah Banten akan menjadi milik Kompeni bila syarat-syarat pada Sultan tak
terpenuhi.
Serang
Dari
Banten Lama Jalan Raya Pos membelok ke selatan, samapailah di Serang yang masih
wilayah (Keresidenan) Banten. Serang juga melahirkan intelektual Pribumi
pertama, yaitu Pangeran Ahmad Djajadiningrat. Pribumi yang menamatkan HBS 5
tahun, pernah duduk sebagai anggota Dewan Hindia, Pemerintah Agung Hindia, dan
pernah menjadi anggota delegasi Belanda di Volkenbond. Di tempat ini Kompeni
juga pernah mendidrikan benteng.
Tangerang
Tangerang
sebenaranya nama tempat dengan ejaan yang salah warisan Belanda. Sebenarnya
ditulis dan diucapkan: Tanggeran. Semasa kolonial, pemerintah kolonial menjual
tanah Tangerang kepada 70 orang tuantanah yang kebanyak adalah orang Tionghoa.
Akibat kejadian tersebut, muncullah para jawara yang ingin mengganggu
tuantanah. Tradisi jawara tanpa tuan tanah pada era kemerdekaan nasional
menjadi sumber kriminalitas.
Tanahnya
yang subur menhasilkan beras, palawija terutama kedelai. Hal ini menjadikan
Tangerang sebagai produsen kecap sejak jaman Kompeni, Hindia-Belanda, Jepanng,
dan sampai kemerdekaan Nasional. Dalam sejarah kemerdekaan nasional tempat ini
pertama kali didirikan akademi Militer semasa Revolusi. Dan sekarang Tangerang
sebagai kota Industri.
Batavia
Ke
timur 25 kilometer sampailah Jalan Raya Pos ke Batavia. Batavia merupaka
benteng yang dibangun dan diresmikan pada 12 Maret 1619. Batavia juga menjadi
ibu kota kerajaan dunia Belanda di Asia dan Afrika. Selain itu, kota Batavia dibangun menurut
pola Belanda yang terdapat jalan, kanal, dan gedung.
Pada
abad 18 Batavia mendapat julukan “Ratu Timur” karena gedungnya yang megah, makmurnya
penduduk termasuk budak beliannya, dan jaringan perdagangan Internasional yang
maha luas dengan dukungan keperkasaan di lautan. Pemerintah kependudukan
Jepang, nama Bativia diubah menjadi Jakarata atas permintaan kaum Nasionalis.
Meester Cornelis/Jatinegara
Pada
awalnya tempat ini bernama Meester Cornelis. Bersamaan dengan diubahnya Batavia
manjadi Jakarta, Meester Cornelis diubah menjadi Jati Negara. Di Jatinegara
sendiri terdapat penjara besar bernama penjara Salemba. Pada masa Kompeni Jalan
Raya Pos Daendels menghubungkan Jatinegara dengan Batavia sehingga tempat ini
menjadi kota pemukiman yang nyaman dan menyenangkan.
Depok
Jalan
Raya Pos menuju ke selatan sepanjang 22 kilometer melalui pasar minggu, Lenteng
Agung, Pondok Cina sampai Depok. Depok sendiri semasa Kompeni adalah milik C.
Chastelein, anggota Dewan Hindia yang dibelinya seharga 700 ringgit. Tanah yang
diwariskan oleh budak belian dikelola menjadi pertanian yang sangat subur.
Namun seiring perkembangan zaman tanah-tanh pertanian telah menjadi pemukiman
yang dihuni oleh segala penjuru penduduk Indonesia.
Buitenzorg/Bogor
Depok
ke selatan sekitar 22 kilometer Jalan Raya Pos sampailah di Bogor. Nama
Buitenzorg terkenal samapai dunia Internasional karena kebur rayanya yang
memliki koleksi tumbuhan terkaya di dunia. Selain itu terkenal karen Istananya,
tempat para gubernur jendral silih berganti untuk mendiami tempat itu. Wilayh
ini juga terkenal akan curah hujannya yang tinggi, dengan rata-rata setahun 432
cm.Sehingga kota Buitenzorg/ Bogor mendapat julukan Kota Hujan.
Priangan
Meninggalkan
Bogor kemudian memasuki Priangan. Kota ini terkenal akan penduduknya yang
kreatif, sehingga kesenian disini sangat berkembang. Priangan sendiri adalah
tempat dimana penduduknya sama sekali tidak menyukai kekerasan. Hal ini yang
mengakinbatkan VOC dengan mudah menguasai tempat ini. Disini juga dibetuk
pundi-pundi komoditi untuk membiayai kekuasaan dan keuntungannya melalui tanam
paksa kopi.
Cianjur
Cianjur
terletak 460 meter di atas permukaan laut. Wilayah ini mempunyai keistimewaan
alam. Kabupaten ini terkenal karena gending gaya Cianjurnya, yang biasa dinamai
Cianjuaran. Dari Cianjur ke timur sejauh 40 kilometer Jalan Raya Pos mendatar
dan mendaki lagi menuju Padalarang.
Cimahi
Ke
tenggara 3 kilometer, Jalan Raya Pos sampailah ke Cimahi. Sebenarnya nama
tempat ini adalah Cikolokot, namun pada tahun 1913 semasa pemerintahan Gubernur
Jenderal Van Heutsz berganti nama menjadi Cimahi. Di Cimahi dibangun tangsi
besar KNIL dengan rumah sakit militer yang cukup besar.
Bandung
Ke
arah tenggara, tak samapai 5 kilometer samapilah di Bandung, di sebuah dataran
tinggi bekas kawah purba. Bandung juga disebut Parijs van Java karena keindahan
kotanya, juga sebagai pusat kemiliteran sejak awal abad 20. Selain itu Bandung
sebagai ibu kota Asia-Afrika dan sekaligus tempat pertama kali
diselenggarakannya Konferensi Asia-Afrika pada 1955. Bandung juga dikenal
sebagai kota “Lautan Api”.
Bandung
juga terkenal dengan julukan Bumi Sangkuriang. Karena kisah legenda Sangkuriang
yang menikahi wanita, ternyata ibunya sendiri. Di tempat ini Bung Karno sebagai
Presiden RI menjadi pembicara Konferensi Nasional Komite Perdamain Indonesi.
Sumedang
Kota
Sumedang dengan keindahan tanah-tanah pertanian, adanya bukit dan lembah
menjadikan kota ini sungguh indah. Untuk memlihara kebun pala dan cengkeh hasil
dari merampok peduduk, VOC mendatangka tenaga kerja budak belian. Di sumedang
juga dibangun patung Pangeran Kornel berhadapan dengan Daendels sebagai bukti perlawanan Sumedang atas
penindasan dalam membuat Jalan Raya Pos.
Karangsembung
Dari
Sumedang belok ke timur, sekitar 100 kilometer menuju Karangsembung. Karangsembung
merupakan titik akhir tahap pertama pembangunan jalan ini. Sepanjang jalan
tanahnya sangat subur luar biasa, dan pada mas VOC penduduknya masih sedikit.
Cirebon
Cirebon
merupakan kota Bandar Internasioanal, sebagai tempat membongkar dan melepas
jangkar bagi kapal-kapal dagang Cina dan India. Penduduk yang menghuni Cirebon
pun sangat banyak tidak hanya Pribumi, namun bangsa Eropa lainnya. Setelah
kepergiam Daendels, sebagian besar penduduk Cirebon disapu pleh wabah pes.
Setelah itu Jalan Raya Pos menuju Losari
30 kilometer dari arah tenggara.
Brebes
Brebes
terletak di tepian Kali Pamali. Kali pamali menjadikan Brebes sebagai daerah
gula, karena air dari kali mengaliri sebagian besar kebun tebu, dan berdirinya
tiga pabrik gula. Hal ini yang menjadikan pemerintah kolonial ingin menguasai
daerah tersebut
Tegal
tanahnya
subur dengan hasil bumi yang melimpah. Selain itu tegal menjadi gudang beras
Jawa tengah. Terdapat juga benteng sebagai perlindungan. Setelah menguasai
Tegal, benteng diubah kolonial sebagai penjara.
Setelah
itu menuju ke Pekalongan terkenal
denga kerajinan batik pesisir. Pada masa Kompeni tempat ini maju dalam bidang
produksi laut, seperti ikan. Jalan Raya Pos menuju ke Batang 8 kilometer ke timur dari Pekalongan. Di lajutkan 40
kilometer kea rah timur sampai ibu kota Waleri,
daerah yang subur penghasil tembakau, padi, kopi, kapuk dan tebu dengan 2
pabrik gula. Meninggalkan Waleri, Jalan Raya Pos menuju Kendal, yang memilki sumber air mineral yang mengandung yodium.
Kendal termasuk pemasok ikan bagi kota besar Semarang.
Semarang
Semarang
adalah daerah genangan Kali Garang. Upaya Belanda untuk menyelamatkan kota yang
berkembang di bidang ekonomi industry, dan administri, Belanda memotong sungai
ini dalam memasuki kota. Di Semarang juga terjadi pertempuran 5 hari yang
dibadikan dalam betuk monument Tugu Muda dan terdapat Gedung Lawang Sewu yang
dulu digunakan kantor perusahaan kereta api semasa kolonial. Sedikit serong ke
timur 28 kilometer sampai ke Demak.
Demak muncul sebagai kerajaan Islam pertama. Peninggalan dari Demak sendir yang
menjaidikan cirri khas dari tempat tersebut adalah Masjid Agung Demak.
Serong
kea rah timur laut 22 kilometer samapi di Kudus.
Disini untuk pertama kali lahir pedagang besar Pribumi dalam bidang rokok, dan
semasa kolonial menguasai pasar rokok kretek di seluruh Jawa. Lanjut ke Pati, kabupaten ini penghasil gula yang
terdapat 3 pabrik gula. Selain itu Pati sebagai kabupaten penghasil kapok
terkemuka yang memiliki pohon kapok
2.941.950. Serong ke timur sekitar 12 kilometer sampai ke Juwana. Pada mulanya kota ini berkembang sebagai pusat Bandar dan
dagang. Namun setelah pemerintah kolonial memonopolinya, Juwana mengalami
kemunduran yang sangat pesat.
Dua
puluh satu kilometer ke timur, Jalan Raya Pos menuju ke Rembang. Dan pembangunan di lanjutkan menuju Tuban. Alam Tuban begitu
menarik karena adanya sumber-sumber air tawar. Selain itu terkenal dengan hasil
lautnya, karena letaknya yang dekat Laut. Pembangunan lanjut ke Gresik, sejak masa kolonail
Hindia-Belanda Gresik menjadi sentra kerajian kuningan dan perunggu. Selain itu
terdapat pabrik semen yang menjadi kemajuan Gresik.
Tujuh
kolometer dari Gresik sampailah ke Surabaya.
Surabaya adalah sebuah bnadar yang besar semasa pemerintahan Komepeni. Perdangan
antar pulau dan Internasional, mengakibatkan Surabaya menjadi pusat perdangan
rempah-rempah. Setelah Surabaya pembangunan lanjut ke Wonokromo. Ke selatan 18 kilometer, jalan Raya Pos sampai ke Sidoarjo. Tambaknya yang luas
menjadikan Sidoarjo sebagai sentra produsen makanan dari ikan laut. Sebenarnya
wilayah Sidoarjo sendiri tak lain dari delta kali Brantas. Pada masa kolonial
galengan air diteruskan, sehingga tanah-tanah rendah dapat digarap menjadi
tanah pertanian dan perkebunan tebu yang semakin ke timur makin luas
pertambakan ikannya. Dari Sidoarjo menuju ke arah selatan sekitar 10 kilometer,
Jalan Raya Pos menuju ke Porong.
Setelah
dari Porong Jalan Raya Pos berbelok ke timur sekitar 12 kiometer kemudian
sampai di Bangil. Dari Bangil
sekitar 20 kilometer ke timur sampai di Pasuruan.
Tempat ini dahulu pernah sebagai pusat kerajaan semasa VOC. Pasuruan adalah
daerah vulkanis yang sangat subur di bidang pertanian, perkebunan, dan
peternakan. Menyusuri pantai selat Madura sekitar 30 kilometer ke tenggara
sampailah di Porbolinggo. Pada awal
kekuasaan VOC Porbolinggo pernah dijadikan ibu kota Provinsi Oosthoek ( Jawa
Timur) yang kemudian jadi ibu kota Keresidenan. Tanah pertanian yang subur
mengakibatkan Porbolinggo menjadi padat penduduk.
Ke
arah timur 22 kilometer, Jalan Raya Pos sampai ke kota Krasakan. Semasa kolonial wilayah ini kaya akan kebun tebu dan
dengan sendirinya menjadi pusat pabrik gula.
Lalu Jalan Raya Pos menuju ke timur 20 kilometer samapai ke kota Besuki. Semasa colonial terkenal dengan
daerah tembakau. Secara tradisional tembakau yang ada di Besuku diekspor dan
dilelang di Belanda. Pada pertengahan
tahun 50-an ekspor dan lelang dipindahkan ke Bremen, Jerman karena terjadi
konflik antara Indonesia dan Belanda. Dan sampai sekarang tujuan ekspor tetap
Bremen.
Menyusuri
panati dengan sedikit arah ke timur 28 kilometer, Jalan Raya Pos sampai ke
terminal Panurukan. Kota ini menjadi
yang terakhir atas pembangunan Jalan Raya Pos/Jalan Daendels karena pada
masanya menjadi pelabuhan terpenting bagian timur pantai utara pulau Jawa. Panurukan
juga menjadi pengekspor penting kopi dan gula ke luar negri, juga jadi tempat
penumpukan hasil pertanian dari sepanjang pantai selat Bali. Semasa VOC, di
Panurukan juga ada benteng Kompeni sebagai terjemahan keadaan siap perang. Inilah
akhir dari pembangunan Jalan Raya Pos/ Jalan Daendels oleh Mr. Herman Willem
Daendels yang membentang 1.000 kilometer dari Anyer sampai Panurukan.
Momentum
penting yang diceritakan dalam novel ini, dimana terjadinya genosida akibat
dari pembuatan Jalan Raya Pos/Jalan Daendels yang membentang 1.000 kilometer
dari Anyer-Panurukan. Ribuan orang Pribumi meninggal dalam pembuatan jalan yang
beraspalkan darah dan air mata para manusia yang merasakan kerja rodi. Dimana
masyarakat Indonesia diperbudak oleh para penjajah. Sumber daya alam yang
melimpah seperti rempah-rempah dan sebagainya s direbut oleh para penjajah.
Bngsa yang kaya namun lemah, itu yang tergambarakan pada saat itu.
Akibat
dari kejadian ini semua sangat berdampak bagi pembentukan Indonesia. Dari
peninggalan Hindia-Belanda mengenai cultur stelsel (tanam paksa) berupa
rempah-rempah, kopi, kapas, tebu, serta yang menyangkut dalam bidang pertanian
dan perkebunan. Indonesia dalam bidang kesatuan ekonomi, bisa memanfaatkan
sumber daya alam yang ada dengan mekanisme pertanian dan perkebunan. Selai itu
Indonesia sebagai negara pengekspor rempah-rempah di tiap negara. Dalam
kesatuan administrasi yang diwariskan pada masa pemerintahan Hindia-Belanda
adalah adanya sistem penerimaan kontingent atau wajib setor hasil bumi. Di
Indonesia sendiri terdapat Pajak sebagai bentuk kewajiban yang harus dibayar
setiap warga negara.
Dalam
pengaturan wilayah pada masa pemerintahan Hindia-Belanda dipegang dan
dipertanggung jawabkan oleh Keresidenan. Selain itu juga terdapat Gubernur
Jendral sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam suatu pemerintahan. Hal ini
yang juga diterapkan dalam kesatuan politik Indonesai dalam mengelola
pemerintahan. Dimana terdapat bupati dalam mengelola daerahnya, juga terdapat
pembagian kerja dalam birokrasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar